Saat mengucapkan huruf vocal (huruf hidup) o, u, dan a, posisi atau bentuk bibir relative membundar diikuti oleh positioning lidah agak ke belakang dan agak menurun. Bedanya saatmengucapkan u, kedua bibir dalam posisi bibir bawah dan rahang lebih keatas, sedangkan o lebih ke bawah dan rahang lebih ke atas, sedangkan o lebih ke bawah dan pada saat mengucapkan a bibir bawah dan rahang lebih ke bawah lagi, bahkan kedua bibir lebih melebar.
Khusus ketika membunyikan huruf vocal I, e dan e, posisi atau bentuk bibir relative akan merata dengan kedua ujung bibir ke samping dan lidah lebih kedepan. Bedanya, saat mengucapkan I, lidah lebih ke atas, e (elang) lidah dan rahang lebih ke bawah, dan e (enggan) lebih ke bawah lagi.
Untuk memahami pengucapakn huruf mati saat menyanyikan lagu berbahasa Indonesia agar terkesan wajar, termasuk terkesan tidak kebarat-baratan, maka saya akan mencatatkan jenis huruf mati yang memiliki efek bunyi berdesis dan yang tidak berdesis.
Huruf mati atau huruf konsonan yang berdampak efek bunyi nyata berdesis; c, f, h, j, k, kh, s, sy, dan z.
Huruf mati atau huruf konsonan yang tidak memiliki atau, paling tidak, nyaris tanpa efek bunyi berdesis; b, d, g, m, r, ny, ng, l, p, t, k, dan v.