Vocal bias diartikan sebagai suara manusia. Dalam ilmu bahasa, huruf hidup sering disebut huruf vocal. Mengapa demikian? Hal tersebut karena huruf hidup merupakan unsur utama dalam menghidupkan bunyi bahasa itu sendiri. Cobalah anda ucapkan beberapa rangkaian huruf mati, seperti B (tanpa disertai huruf hidup e) disambung K (tanpa disertai huruf hidup a) disambung R ( tanpa disertai hiruf hidup e), dan seterusnya. Bias dipastikan bahwa rangkaian huruf yang tanpa disertai huruf hidup tadi, tidak akan melahirkan bunyi yang berarti bagi telinga.Oleh karena itulah, mengapa kemudian vocal digunakan dalam menyebutkan huruf hidup, sekaligus sebutan bagi suara manusia. Namun begitu, tidak berarti kita bias mengabaikan huruf-huruf mati saat menyanyi, mengingat huruf mati memiliki makna masing-masing, maka itu pun tetap perlu diperhatikan secara khusus. Kata mata akan berkurang makna dan kesannya, apabila diucapkan mat(s)a agar terkesan kebarat-baratan, misalnya. Itulah sebabnya, mengapa juri atau komentator reality show menyanyi di televise, seperti tri Utami, Melly goeslow, Rika Roeslan, Indra lesmana, Titi DJ, dan lain-lain, sering kritis terhadap pengucapan huruf-huruf.
Sikap kritis mereka terhadap kesempurnaan pengucapan huruf vocal ataupun huruf mati itu karena di balik huruf-huruf tadi, terdapat sebuah peluang untuk menghidupkan jiwa nyanyian. Khususnya, apabila huruf demi huruf diucapkan penuh perasaan bersama nada demi nada yang terangkai menjadi melodi.



0 komentar:
Posting Komentar